Cuaca Permukaan
“Petani di Anjongan Kab. Mempawah tidak hanya mengandalkan
pengetahuan tentang pertanian untuk meningkatkan produksi padi. Mereka juga
belajar tentang klimatologi agar mampu menghadapi perubahan iklim.
Sebanyak 25 petani di Anjongan
dari Gabungan Kelompok Tani Maju Bersama mempelajari klimatologi. Kelas
klimatologi itu diberi nama Sekolah Lapang Iklim (SLI). Hasilnya, petani mampu
memahami perubahan iklim serta dampaknya terhadap lahan pertanian. Pada panen
di Kelurahan Anjongan Melancar, Kecamatan Anjongan, Mempawah, Kamis (28/8),
sawah yang menjadi lahan praktik SLI produksinya melimpah. Pada tanam gadu
(musim kering) saja, sawah itu menghasilan sekitar 10 ton.”
Berita
diatas saya ambil dari situs
www.bmkg.go.id membahas tentang Sekolah Lapang Iklim yang
bermanfaat untuk meningkatkan hasil panen. Hal itu tidak luput dari manfaat
mengetahui karakteristik cuaca dan iklim di wilayah tersebut. Cuaca dan iklim
sangat lah berkaitan erat. Cuaca dan iklim sama-sama mengacu
pada keadaan atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim
berbeda dalam rentang waktu dan luas tempat. Cuaca didefinisikan sebagai
keadaan atmosfer pada daerah dan waktu tertentu. Sedangkan iklim adalah keadaan
atmosfer pada daerah yang lebih luas dalam kurun waktu yang panjang. Dengan
kata lain iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode waktu yang panjang dan
daerah yang lebih luas. Untuk mengetahui cuaca di suatu tempat maka dapat
diukur langsung keadaan cuaca di tempat tersebut. Namun, untuk mengetahui
iklimnya kita memerlukan rekaman data keadaan atmosfer di tempat tersebut berpuluh-puluh
tahun yang lalu. Alat-alat harus tahan terhadap pengaruh buruk cuaca sehingga
ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang
baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Mempelajari tentang iklim akan
dapat meningkatkan jumlah hasil panen pertanian, karena faktor cuaca dan iklim
sangatlah berpengaruh bagi kelangsungan hidup tanaman.