Sekilas tentang ANALISA CUACA
Berikut adalah sedikit materi mengenai dasar dari prakiraan
cuaca. Sebagai seorang prakirawan, kita harus memahami bagaimana dasar-dasar
prakiraan cuaca. Namun materi dibawah ini sangatlah sedikit, karena saya masih
belum mendalami tentang analisa cuaca.
Untuk
membuat sebuah prakiraan, semua berawal dari data yang memiliki kualitas data
yang valid. Data yang dimaksud ialah Data Synop, Data Udara Atas, data WXREV
(rangkuman keadaan cuaca ekstrem selama 24 jam) , data Satelit, Streamline
(garis angin), dll.
Untuk
menentukan prediksi cuaca, perlu dilakukan analisa yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana karakteristik dari cuaca di daerah tersebut. Ada 3 macam
analisa yang dilakukan apabila dipandang dari segi metodenya, yaitu Analisa Fisika ialah analisa
menggunakan hukum fisika, Analisa
Dinamika ialah analisa yang menggunakan hukum hidrodinamika, dan yang
terakhir Analisa Stasistika ialah
analisa yang menggunakan metode statistik.
|
3 Macam Analisa Cuaca |
Dengan
menggunakan konsep dasar tersebut, analisa cuaca dapat dilakukan dengan
menggunakan data stasiun tunggal, maupun data dari banyak stasiun. Untuk
menganalisa cuaca diperlukan data hasil pengamatan dengan memanfaatkan
-
Data
hasil pengamatan Udara Atas
-
Data
pengamatan otomatis ( AWS )
-
Data
pemodelan
-
Data
Penginderaan jarak jauh ( Satelit )
-
Data
Radar
Berikut ini adalah langkah – langkah yang harus dikerjakan
apabila ingin membuat sebuah prakiraan cuaca :
-
Mengumpulkan
data Meteorologi
-
Mempetakan/ploting
data Meteorologi
-
Membuat
garis tekanan ( isobar ) dan garis angin ( streamline )
-
Menganalisa
pola tekanan udara dan angin
-
Menganalisa
keadaan cuaca
-
Melakukan
prakiraan kecenderungan cuaca yang terjadi
-
Membuat
prakiraan cuaca dari Model/software
-
Menarik
kesimpulan hasil prakiraan cuaca
Hasil prakiraan dari data pengamatan
dan juga data model prakiraan, dibuat batasan dalam tipe-tipe cuaca yang akan
terjadi, yaitu :
-
Hujan ,
apabila disekitar tempat tersebut terdapat tekanan rendah, Vortisitas bernilai
negatif , dan kecepatan angin dibawah 18 km/jam
-
Berawan, apabila
terdapat tekanan rendah, Vortisitas bernilai positif dan kecepatan angin diatas
18 km/jam
-
Cerah, apabila
tidak terdapat tekanan rendah di sekitar lokasi, Vortisitas positif dan
kecepatan angin lebih besar daripada 27 km/jam
Beberapa jenis metode untuk Prakiraan
- Metode Persistence, metode ini menganggap bahwa cuaca tidak akan berubah. Jadi
semisal hari ini hujan, maka besok akan hujan, begitu pula sebaliknya. Metode
ini sering dikenal dengan istilah “Tomorrow
equals today”.
- Metode Trend (Kecenderungan), metode ini sangat sering digunakan dalam mempelajari
kecenderungan cuaca di suatu tempat. Jadi metode ini menggunakan kecenderungan
suatu parameter suatu di setiap waktu. Misalkan suhu udara akan turun dan
mencapai nilai minimum pada jam 21-23 UTC.
- Metode Climatology, metode ini adalah menggunakan data historis yang dikumpulkan
dalam periode waktu yang sangat lama untuk bertujuan memprediksi keadaan cuaca
mendatang. Biasanya untuk mempermudah dalam menggunakan metode ini adalah
dengan bantuan aplikasi statistik
-
Metode Analog, metode ini merupakan metode yang rumit , yaitu kita harus mencari
kemiripan (analogi) suatu parameter cuaca terhadap parameter cuaca lainnya.
Seperti contoh, apabila selisih suhu udara pada jam 00 dan 03 UTC memiliki
nilai yang besar, maka menandakan nilai penguapan tinggi dan terdapat potensi
munculnya awan Cumulunimbus yang menimbulkan hujan lebat disertai petir dan
angin kencang
- Metode Numerical Forcasting, metode ini dikenal dengan nama Numerical Weather Prediction (NWP) , yaitu metode yang menggunakan
komputer dalam berbagai variabel cuaca.
Metode ini adalah yang paling banyak digunakan.
Prakiraan cuaca Sederhana
Memprakirakan
cuaca sangat bermanfaat untuk kehidupan kita sehari-hari. Disamping bermanfaat
untuk kelancaran transportasi darat, laut dan udara, dengan prakiraan cuaca
kita dapat mengantisipasi aktitifas yang akan kita kerjakan diwaktu mendatang.
Berikut
ini merupakan cara sederhana dalam memprakirakan cuaca.
-
Ingat Musim apa yang sedang terjadi, pertama ingat-ingatlah pada saat itu
musim apa yang sedang terjadi, apakah musim Hujan, Pancaroba, atau Kemarau.
Musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, namun kemarau berarti
musim dimana curah hujan sedikit.
-
Perhatikan kondisi cuaca yang terjadi sejak pagi hari hingga siang hari. Bila saat pagi cerah/berawan, namun
suhu yang dirasakan semakin siang semakin panas hingga membuat kita merasa
gerah, artinya radiasi matahari cukup besar dan proses penguapan pun juga
besar, sehingga berpotensi adanya awan Cumulunimbus. Awan ini adalah awan yang
berwarna gelap, dan menjulang tinggi hingga lebih dari 9 km dan dapat
menyebabkan hujan deras disertai petir dan angin kencang.
- Rasakan angin yang berhembus, apakah angin tersebut termasuk kategori
Calm (teduh) atau lebih besar. Apabila cuaca panas dan angin termasuk kategori Calm , maka
kemungkinan besar beberapa jam kemudian akan muncul awan Cumulunimbus.
-
Amati perubahan suhu, tekanan, angin , dan juga pertumbuhan awan. Apabila terjadi perubahan yang
dragtis selama selang waktu siang menjelang sore, maka kemungkinan cuaca buruk
akan terjadi.
Langkah
diatas adalah prakiraan sederhana untuk masyarakat umum. Tanpa perlu melihat
penginderaan jarak jauh ataupun melihat radar cuaca. Namun cara prakiraaan
cuaca seperti diatas sangat kurang untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Setelah ini saya akan membahas cara prakiraan cuaca yang sedikit lebih rumit
daripada langkah-langkah diatas.
Membuat prakiraan cuaca tidaklah
mudah, karena cuaca berubah setiap waktu. Oleh sebab itu disamping kita
memahami sifat fisis atmosfer dan dinamika atmosfer, kita sebagai forcaster
sangat membutuhkan pengalaman dan keberaniaan dalam membuat prakiraan
cuaca. Mekanisme membuat prakiraan cuaca
menurut Standart Internasional adalah sebagai berikut :
1. Perhatikan unsur cuaca 24 jam yang
lalu. Bertujuan
untuk mengetahui apakah di selang waktu tersebut terjadi cuaca yang cukup
ekstrem atau tidak
2. Membuat kontur tekanan udara. Untuk mengetahui dimanakah sumber
massa udara yang mendukung untuk pertumbuhan awan. Dimana kita tahu bahwa
daerah yang memiliki tekanan rendah akan memudahkan udara naik dan membentuk
awan yang banyak.
3. Membuat gambar angin ( Streamline )
pada lapisan permukaan hingga lapisan 20000 feet atau lebih. Bertujuan untuk memantau pergerakan
massa udara.
4. Membuat kontur kelembaban dan suhu
udara. Bertujuan
untuk mengetahui tingkat kebasahan di suatu tempat.
5. Memperhatikan ada tidaknya badai
Tropis yang tumbuh di dekat perairan Indonesia. Apabila terdapat badai tropis di
sekitar perairan Indonesia, maka keadaan atmosfer di sekitar daerah tersebut
akan memiliki cuaca yang relatif buruk
6. Memantau satelit dan radar. Bertujuan untuk memantau distribusi
awan dan hujan
Materi
diatas hanya sebagian kecil saja dari teknik memprakirakan cuaca. Dimana dengan
mengetahui prakiraaan cuaca, maka akan mempermudah kita dalam beraktifitas dan
kita bisa membuat planning kegiatan yang akan kita kerjakan pada hari itu
dengan segala antisipasi apabila rencana gagal akibat hujan. Sekian dan Terima
Kasih.
keren postingan nya...
ReplyDeletenitip link ya gan
http://iceteainfo.blogspot.co.id/
smiling
space
good job boy... teruskan...
ReplyDeleteSiap mas.. Mohon bimbinganya
Deleteijin share yah kak
ReplyDeleteundian axis