El Nino
(anak laki-laki)
Materi
berikut ini sangatlah penting untuk kita dalam memprakirakan keadaan cuaca di
sekitar kita. Fenomena El Nino dan La Nina adalah fenomena yang sering kita
dengar saat ada berita yang membahas seputar musim hujan dan musim kemarau.
Namun kebanyakan dari masyarakat masih banyak yang kurang memahami makna dan
pengaruh adanya kedua fenomena ini terhadap kondisi atmosfer di wilayah kita.
El
Nino dan La Nina adalah fenomena yang mengacu pada
pemanasan/pendinginan suhu muka laut di equator pasifik. El Nino dan La Nina termasuk
dalam faktor cuaca skala Global. Pada umumnya faktor global lebih sering
digunakan untuk memprakirakan curah hujan bulanan dan juga musim yang akan
terjadi. Selain El Nino dan La Nina, faktor global lainnya adalah Dipole
Mode dan Maden Julian Oscilation ( MJO ). Namun pada materi kali ini,
saya hanya akan membahas tentang El Nino saja. Untuk La Nina ,Dipole Mode dan MJO
akan segera menyusul materinya.
El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati
oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar
Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang
teramati adalah meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin. Fenomena
ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya
upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar)
menjadi sebaliknya. Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh
karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember.
El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri
dapat diartikan sebagai “anak lelaki”. Di kemudian hari para ahli juga
menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula
fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya
upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang
berarti “anak perempuan” . Namun pada kesempatan ini, saya hanya akan
membagi materi seputar El-Nino saja.
Bagaimana kita mengetahui saat
itu terjadi El-Nino atau tidak ???...
Peristiwa terjadinya El Nino
dapat kita amati dari perubahan Southern
Oscillation Index (SOI). Niai SOI dapat diketahui dari perbedaan tekanan di
daerah sekitar Australia dengan wilayah Tahiti (Samudra Pasifik). Apabila nilai
SOI Negatif, artinya tekanan di
Samudra Pasifik lebih rendah dari pada di daerah Australia. Sehingga arah gerak
massa udara akan menuju daerah tersebut. Otomatis awan-awan penghasil hujan
juga akan bergerak ke Samudra Pasifik sehingga menyebabkan wilayah di Indonesia
akan mengalami penurunan curah hujan.
Agar lebih jelas dengan
penjelasan diatas, mari kita lihat gambar di bawah ini..
Tahiti terletak d antara Indonesia (Kiri) dengan
Perairan Peru (Kanan). Saat kondisi El Nino, suhu perairan di sekitar peru meningkat,
sehingga mengakibatkan tekanan di daerah sana turun. Oleh karenanya, udara akan
berkumpul di daerah perairan Samudra Pasifik dan otomatis awan-awan penghasil
hujan di wilayah Indonesia juga bergerak ke daerah tersebut sehingga curah
hujan di Indonesia akan menurun daripada normalnya.
El Nino merupakan fenomena global yang dapat mempengaruhi kondisi iklim di perairan Samudra Pasifik. Meskipun terdapat rata-rata terjadinya el Nino, namun kapan terjadinya El Nino masih belum bisa diprakirakan karena El Nino tidak memiliki periode kejadian yang tetap. Berikut ini terdapat parameter yang dapat mengidentifikasikan kejadian El Nino, yaitu Suhu Muka Laut.
Peristiwa El Nino ditandai
dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Samudra Pasifik sehingga lebih
hangat daripada normalnya. Berikut ini adalah gambar ilustrasinya
Dalam keadaan normal, pergerakan atmosfer bergerak
dari perairan Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia dan Australia, namun
saat terjadi fenomena El Nino, justru massa udara dari Indonesia yang bergerak
menuju Samudra Pasifik akibat perbedaan tekanan karena meningkatnya suhu muka
laut di wilayah perairan Pasifik.
Berikut ini adalah intensitas El Nino diliat dari
perbedaan Suhu Permukaan Laut dan juga suhu normalnya.
- - El Nino Lemah ( Weak El Nino ) : apabila penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik equator memiliki nilai +0,5oC s/d +1,0oC selama 3 bulan berturut-turut
- - El Nino Sedang ( Moderate El Nino ) : apabila penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik Equator memiliki nilai 1,1oC s/d 1,5oC selama 3 bulan berturut-turut
- - El Nino Kuat ( Strong El Nino ) : apabila penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik equator lebih dari 1,5oC selama 3 bulan berturut-turut
Selain
ditentukan oleh penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik equator, kuat
lemahnya El Nino juga dapat ditentukan oleh nilai dari index SOI
(Southern Oscillation Index ) . Index
ini dihitung dari fluktuasi bulanan perbedaan tekanan di wilayah Australia dan
Tahiti. Apabila nilai dari SOI terus
menerus negatif maka bisa kita simpulkan bahwa saat itu sedang terjadi El Nino.
Untuk
melihat nilai Index dari SOI kita dapat buka di situs meterorologi milik negara
Australia di http://www.bom.gov.au/climate/current/soihtm1.shtml.
Di situs itu kita bisa melihat berapa nilai SOI sejak tahun 1876 hingga saat ini.
Menurut index SOI, fenomena El
Nino dikategorikan menjadi beberapa macam, yaitu :
Hasil kajian para ahli meteorologi dari tahun 1900 sampai
tahun 1998 menunjukan bahwa El Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4
tahun sekali).
Apa pengaruh yang terjadi di Indonesia saat terjadi fenomena
El Nino ini ??..
Dampak yang paling nyata dari
fenomena El Nino adalah kekeringan di Indonesia yang menyebabkan langkanya air
di sejumlah daerah dan kemudian berakibat pada penurunan produksi pertanian
karena tertundanya masa tanam. Selain itu, meluasnya kebakaran hutan yang
terjadi di beberapa wilayah di Kalimantan dan Sumatera juga diindikasikan
sebagai salah satu dampak dari fenomena El Nino tersebut. Hal ini
terjadi karena massa udara bergerak menuju perairan di Samudra Pasifik Equator
sehingga awan-awan penghasil hujan yang seharusnya berada di wilayah Indonesia
juga akan bergerak ke tempat itu. Akibatnya jumlah pasokan air yang seharusnya
turun di wilayah Indonesia menjadi berkurang.
El Nino juga memiliki Manfaat..
Selain
menyebabkan kerugian seperti kekeringan dan potensi kebakaran hutan, ternyata
saat terjadi fenomena El Nino ini juga memiliki keuntungan, yaitu bergerak
masuknya ikan tuna yang berada di Samudera Hindia ke wilayah selatan Indonesia. Hal itu terjadi
karena perairan di timur samudera mendingin, sedangkan yang berada di barat
Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Akibat proses ini, Indonesia mendapat
banyak ikan tuna, sebuah berkah yang perlu dimanfaatkan.
Sekian
materi mengenai El Nino, yang perlu kita ingat tentang materi ini adalah El
Nino merupakan fenomena dimana suhu di perairan Samudra Pasifik equator lebih
tinggi dari pada normalnya. Akibatnya, tekanan di daerah tersebut menjadi
rendah sehingga massa udara akan berkumpul di daerah tersebut. Tidak terkecuali
gerakan atmosfer di wilayah Indonesia juga akan bergerak ke wilayah tersebut
sehingga awan-awan penghasil hujan di Indonesia akan sedikit dan menyebabkan
curah hujan menurun. Kuat lemahnya El Nino dapat di lihat dari nilai SOI (
Southern Oscillastion Index) dan juga penyimpangan suhu di wilayah perairan
samudra pasifik equator. Perlu diketahui juga, El nino tidak hanya menyebabkan
kerugian saja, namun juga memiliki keuntungan yaitu masuknya ikan tuna dari
Samudra Hindia menuju Indonesia sehingga pasokan ikan tuna menjadi meningkat. Terima Kasih..
penjelasannya sangat bagus kak
ReplyDeletejaringan 4g axis