Thursday, 25 September 2014

Mengapa Indonesia hanya memiliki 2 musim ??

Musim di Bumi



Dulu ketika saya masih di bangku SD, saya sangat ingat kata-kata bu Titin hingga sekarang.  Beliau adalah guru bidang IPA sewaktu saya kelas 6 SD. Beliau menjelaskan bahwa negara kita ini dibagi menjadi 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Untuk mempermudah kami dalam mengingat kapan musim hujan terjadi, beliau memberi kami trik musim hujan akan dimulai setelah melewati “ember”. Makna kata “ember” sebenarnya hanya sebuah kiasan, maksud sebenarnya adalah musim hujan akan dimulai setelah bulan SeptEMBER (bulan Oktober). Kata ember adalah diambil dari bulan September sehingga murid-murid menjadi ingat terus. Alhasil memang benar sekali perkiraan beliau, hingga saat ini saya masih mengingat trik itu.   

            Negara kita tercinta ini dilewati oleh garis khatulistiwa. Garis ini adalah garis yang membagi bumi menjadi dua bagian. Daerah di sekitar khatulistiwa (23,5oLU – 23,5oLS) disebut daerah tropis, iklimnya disebut iklim tropis yaitu memiliki dua musim dengan kelembapan udara paling cocok untuk banyak jenis makhluk hidup. Wilayah yang jauh dari garis khatulistiwa memiliki musim lebih banyak. Contohnya Benua Eropa, Amerika Utara, dan Selatan, dan Australia. Negara-negara tersebut memiliki empat musim, yaitu panas (summer), gugur (autumn), dingin (winter), dan semi (spring). Sedangkan di daerah tropis seperti Indonesia, musim yang akan terjadi hanyalah 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Perlu diketahui, musim kemarau itu bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, masih tetap ada hujan namun frekuensi dan intensitasnya sangat sedikit.

                Mengapa kok bisa terjadi musim di bumi kita ini ??

                Musim di bumi itu terjadi akibat dari revolusi dan rotasi bumi. Revolusi bumi adalah pergerakan bumi untuk mengelilingi matahari. Perlu teman-teman ketahui, bumi itu mengelilingi matahari tidak memiliki lintasan yang bulat seperti lingkaran, namun bumi mengelilingi matahari dengan lintasan Elips. Karena lintasannya berbentuk elips, maka akan ada saatnya bumi dan matahari memiliki jarak terdekat dan terjauh. Saat bumi memiliki jarak terdekat dengan matahari disebut Perihelion, ini terjadi sekitar tanggal 4 Januari. Sedangkan saat posisi bumi dan matahari memiliki jarak terjauh dikenal dengan Aphelion, ini terjadi sekitar tanggal 4 Juli. Namun, efek dari revolusi bumi ini tidak terlalu significant bagi variasi musim di bumi. Hal ini karena perbedaan radiasi yang diterima bumi saat berada di perihelion dan aphelion hanya sekitar 7% saja.


            Penyebab utama perbedaan musim adalah akibat dari rotasi bumi terhadap porosnya. Dulu pada awalnya saya berfikiran bahwa rotasi bumi terhadap porosnya selalu tegak lurus dengan datangnya radiasi matahari. Ternyata rotasi bumi itu memiliki kemiringan. Kemiringan poros bumi-lah yang membuat terjadinya pergantian musim. Dikarenakan  bumi berotasi pada porosnya diikuti dengan revolusi terhadap matahari, maka akan menyebabkan perbedaan yang mencolok pada bagian-bagian bumi terhadap penerimaan radiasi matahari selama berputar mengelilingi matahari. 


           Gambar diatas merupakan ilustrasi dari penjelasan rotasi bumi. Coba kalian perhatikan sejenak. Dikarena poros bumi miring, maka tidak semua bagian bumi mendapatkan sinar matahari. Seperti kasus diatas, daerah kutub selatan sama sekali tidak mendapatkan sinar matahari, sehingga selama 24 jam bumi berotasi wilayah tersebut mengalami malam secara terus menerus. Sedangkan daerah kutub utara justru sebaliknya, yaitu mengalami siang selama 24 jam tanpa ada malam hari. Kejadian seperti ilustrasi diatas adalah saat tanggal 21 Juni. Pada tanggal itu, posisi matahari berada wilayah bumi bagian utara. Akibatnya wilayah bumi bagian utara akan mendapatkan radiasi matahari yang lebih daripada wilayah selatan bumi.


             Keadaan sebaliknya adalah seperti ilustrasi gambar diatas. Fenomena diatas terjadi saat tanggal 21 Desember. Pada saat itu, posisi matahari berada di bagian bumi selatan. Akibatnya adalah bagian bumi selatan mengalami siang hari lebih lama daripada utara. Lihat saja di kutub selatan, pada daerah tersebut terjadi siang hari selama 24 jam tanpa ada malam. Sedangkan di kutub utara terjadi malam terus-menerus selama  24 jam. Karena itu, wilayah utara bumi akan mendapatkan radiasi matahari yang sangat sedikit dibandingkan dengan wilayah selatan bumi. 


                Gambar diatas adalah ketika matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa. Fenomena  ini terjadi 2x dalam setahun, yaitu saat tanggal 21 Maret dan 21 September. Pada saat itu, di seluruh bagian bumi mengalami waktu siang dan malam yang sama, yaitu 12 jam siang dan 12 jam malam. Tidak peduli di wilayah kutub utara, kutub selatan, maupun khatulistiwa , semuanya mendapat radiasi matahari yang sama.

Lalu Mengapa di Indonesia dapat terjadi Musim Kemarau dan Musim Hujan ??

Jawabannya adalah karena pergerakan semu matahari tadi. Pergerakan semu matahari menyebabkan angin yang dikenal dengan Monsun dan melewati wilayah Indonesia. Angin ini merupakan angin yang bertiup dari benua Asia menuju Australia dan juga sebaliknya dan menyebabkan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia. Pada bulan Mei – September, matahari saat itu berada di bagian bumi utara, akibatnya tekanan udara di wilayah utara khatulistiwa menjadi rendah, sehingga udara akan bergerak dari daerah selatan khatulistiwa ( Australia ) menuju utara Khatulistiwa (Asia).  Angin yang terjadi saat itu adalah Monsun Australia. Angin ini merupakan angin yang bergerak dari Australia menuju Asia dan melewati wilayah Indonesia. Angin ini membawa udara yang bersifat kering dan dingin, oleh sebab itu saat terjadi angin ini maka Indonesia mengalami musim kemarau.

Sebaliknya saat bulan November – Maret, matahari berada di bagian bumi selatan. Tekanan udara di wilayah selatan khatulistiwa akan rendah sehingga angin akan bergerak dari wilayah utara khatulistiwa (Asia) menuju selatan khatulistiwa (Australia). Angin yang terjadi adalah Monsun Asia. Angin ini melewati wilayah Indonesia dengan membawa massa udara yang bersifat basah dan lembab, oleh karena itu pada bulan-bulan tersebut Indonesia akan mengalami musim hujan. 


            Pada bulan April dan Oktober Indonesia mengalami musim Pancaroba (peralihan). Bulan April merupakan peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Di daerah Jawa bulan ini dikenal dengan nama “Mangsa Mareng”. Sebaliknya pada bulan Oktober merupakan peralihan antara musim kemarau ke musim hujan atau dikenal dengan nama “Mangsa Labuh”.


7 comments:

  1. Artikelnya tentang penyebab sehingga Musim di Indonesia hanya 2, lengkap sekali

    ReplyDelete
  2. BROKER TERPERCAYA
    TRADING ONLINE INDONESIA
    PILIHAN TRADER #1
    - Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
    - Sistem Edukasi Professional
    - Trading di peralatan apa pun
    - Ada banyak alat analisis
    - Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
    - Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
    Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
    Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
    Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
    Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......

    Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!

    ReplyDelete
  3. Sangat menarik sekali untuk dibaca

    axis

    ReplyDelete