Musim di Bumi
Dulu
ketika saya masih di bangku SD, saya sangat ingat kata-kata bu Titin hingga
sekarang. Beliau adalah guru bidang IPA
sewaktu saya kelas 6 SD. Beliau menjelaskan bahwa negara kita ini dibagi
menjadi 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Untuk mempermudah kami
dalam mengingat kapan musim hujan terjadi, beliau memberi kami trik musim hujan
akan dimulai setelah melewati “ember”. Makna kata “ember” sebenarnya hanya
sebuah kiasan, maksud sebenarnya adalah musim hujan akan dimulai setelah bulan
SeptEMBER (bulan Oktober). Kata ember adalah diambil dari bulan September
sehingga murid-murid menjadi ingat terus. Alhasil memang benar sekali perkiraan
beliau, hingga saat ini saya masih mengingat trik itu.
Negara kita
tercinta ini dilewati oleh garis khatulistiwa. Garis ini adalah garis yang
membagi bumi menjadi dua bagian. Daerah di
sekitar khatulistiwa (23,5oLU – 23,5oLS) disebut daerah
tropis, iklimnya disebut iklim tropis yaitu memiliki dua musim dengan
kelembapan udara paling cocok untuk banyak jenis makhluk hidup. Wilayah yang
jauh dari garis khatulistiwa memiliki musim lebih banyak. Contohnya Benua
Eropa, Amerika Utara, dan Selatan, dan Australia. Negara-negara tersebut
memiliki empat musim, yaitu panas (summer), gugur (autumn), dingin (winter),
dan semi (spring). Sedangkan di daerah tropis seperti Indonesia, musim
yang akan terjadi hanyalah 2 musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Perlu
diketahui, musim kemarau itu bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, masih
tetap ada hujan namun frekuensi dan intensitasnya sangat sedikit.
Mengapa kok bisa terjadi musim
di bumi kita ini ??
Musim
di bumi itu terjadi akibat dari revolusi dan rotasi bumi. Revolusi bumi adalah
pergerakan bumi untuk mengelilingi matahari. Perlu teman-teman ketahui, bumi
itu mengelilingi matahari tidak memiliki lintasan yang bulat seperti lingkaran,
namun bumi mengelilingi matahari dengan lintasan Elips. Karena lintasannya
berbentuk elips, maka akan ada saatnya bumi dan matahari memiliki jarak
terdekat dan terjauh. Saat bumi memiliki jarak terdekat dengan matahari disebut
Perihelion, ini terjadi sekitar tanggal
4 Januari. Sedangkan saat posisi bumi dan matahari memiliki jarak terjauh
dikenal dengan Aphelion, ini terjadi
sekitar tanggal 4 Juli. Namun, efek dari revolusi bumi ini tidak terlalu
significant bagi variasi musim di bumi. Hal ini karena perbedaan radiasi yang
diterima bumi saat berada di perihelion dan aphelion hanya sekitar 7% saja.
Penyebab
utama perbedaan musim adalah akibat dari rotasi bumi terhadap porosnya. Dulu
pada awalnya saya berfikiran bahwa rotasi bumi terhadap porosnya selalu tegak
lurus dengan datangnya radiasi matahari. Ternyata rotasi bumi itu memiliki
kemiringan. Kemiringan poros bumi-lah yang membuat terjadinya
pergantian musim. Dikarenakan
bumi berotasi pada porosnya diikuti
dengan revolusi terhadap matahari, maka akan menyebabkan perbedaan yang
mencolok pada bagian-bagian bumi terhadap penerimaan radiasi matahari selama
berputar mengelilingi matahari.
Gambar
diatas merupakan ilustrasi dari penjelasan rotasi bumi. Coba kalian perhatikan
sejenak. Dikarena poros bumi miring, maka tidak semua bagian bumi mendapatkan
sinar matahari. Seperti kasus diatas, daerah kutub selatan sama sekali tidak
mendapatkan sinar matahari, sehingga selama 24 jam bumi berotasi wilayah
tersebut mengalami malam secara terus menerus. Sedangkan daerah kutub utara
justru sebaliknya, yaitu mengalami siang selama 24 jam tanpa ada malam hari. Kejadian
seperti ilustrasi diatas adalah saat tanggal 21 Juni. Pada tanggal itu, posisi matahari berada wilayah bumi
bagian utara. Akibatnya wilayah bumi bagian utara akan mendapatkan radiasi
matahari yang lebih daripada wilayah selatan bumi.
Keadaan
sebaliknya adalah seperti ilustrasi gambar diatas. Fenomena diatas terjadi saat
tanggal 21 Desember. Pada saat itu,
posisi matahari berada di bagian bumi selatan. Akibatnya adalah bagian bumi
selatan mengalami siang hari lebih lama daripada utara. Lihat saja di kutub
selatan, pada daerah tersebut terjadi siang hari selama 24 jam tanpa ada malam.
Sedangkan di kutub utara terjadi malam terus-menerus selama 24 jam. Karena itu, wilayah utara bumi akan
mendapatkan radiasi matahari yang sangat sedikit dibandingkan dengan wilayah selatan
bumi.
Gambar diatas adalah ketika matahari tepat berada
di atas garis khatulistiwa. Fenomena ini
terjadi 2x dalam setahun, yaitu saat tanggal 21 Maret dan 21 September.
Pada saat itu, di seluruh bagian bumi mengalami waktu siang dan malam yang
sama, yaitu 12 jam siang dan 12 jam malam. Tidak peduli di wilayah kutub utara,
kutub selatan, maupun khatulistiwa , semuanya mendapat radiasi matahari yang
sama.
Lalu Mengapa
di Indonesia dapat terjadi Musim Kemarau dan Musim Hujan ??
Jawabannya adalah karena
pergerakan semu matahari tadi. Pergerakan semu matahari menyebabkan angin yang
dikenal dengan Monsun dan melewati wilayah Indonesia. Angin ini merupakan angin yang bertiup
dari benua Asia menuju Australia dan juga sebaliknya dan menyebabkan musim
kemarau dan musim hujan di Indonesia. Pada bulan Mei – September, matahari saat
itu berada di bagian bumi utara, akibatnya tekanan udara di wilayah utara
khatulistiwa menjadi rendah, sehingga udara akan bergerak dari daerah selatan
khatulistiwa ( Australia ) menuju utara Khatulistiwa (Asia). Angin yang terjadi saat itu adalah Monsun
Australia. Angin ini merupakan angin yang bergerak dari Australia menuju Asia dan
melewati wilayah Indonesia. Angin ini membawa udara yang bersifat kering dan
dingin, oleh sebab itu saat terjadi angin ini maka Indonesia mengalami musim
kemarau.
Sebaliknya
saat bulan November – Maret, matahari berada di bagian bumi selatan. Tekanan
udara di wilayah selatan khatulistiwa akan rendah sehingga angin akan bergerak
dari wilayah utara khatulistiwa (Asia) menuju selatan khatulistiwa (Australia).
Angin yang terjadi adalah Monsun Asia. Angin ini melewati wilayah Indonesia
dengan membawa massa udara yang bersifat basah dan lembab, oleh karena itu pada
bulan-bulan tersebut Indonesia akan mengalami musim hujan.
Pada bulan April dan Oktober Indonesia
mengalami musim Pancaroba (peralihan). Bulan April merupakan peralihan dari
musim hujan ke musim kemarau. Di daerah Jawa bulan ini dikenal dengan nama “Mangsa Mareng”. Sebaliknya pada bulan
Oktober merupakan peralihan antara musim kemarau ke musim hujan atau dikenal
dengan nama “Mangsa Labuh”.
Artikelnya tentang penyebab sehingga Musim di Indonesia hanya 2, lengkap sekali
ReplyDeleteso full
ReplyDeletekeren
ReplyDeleteBROKER TERPERCAYA
ReplyDeleteTRADING ONLINE INDONESIA
PILIHAN TRADER #1
- Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
- Sistem Edukasi Professional
- Trading di peralatan apa pun
- Ada banyak alat analisis
- Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
- Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......
Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!
thnks bro
ReplyDeleteSangat menarik sekali untuk dibaca
ReplyDeleteaxis
🙏🙏🙏🙏
ReplyDelete