Wednesday 10 September 2014

Fenomena El Nino

El Nino (anak laki-laki)


Materi berikut ini sangatlah penting untuk kita dalam memprakirakan keadaan cuaca di sekitar kita. Fenomena El Nino dan La Nina adalah fenomena yang sering kita dengar saat ada berita yang membahas seputar musim hujan dan musim kemarau. Namun kebanyakan dari masyarakat masih banyak yang kurang memahami makna dan pengaruh adanya kedua fenomena ini terhadap kondisi atmosfer di wilayah kita.

El Nino dan La Nina   adalah fenomena yang mengacu pada pemanasan/pendinginan suhu muka laut di equator pasifik. El Nino dan La Nina termasuk dalam faktor cuaca skala Global. Pada umumnya faktor global lebih sering digunakan untuk memprakirakan curah hujan bulanan dan juga musim yang akan terjadi. Selain El Nino dan La Nina, faktor global lainnya adalah Dipole Mode dan Maden Julian Oscilation ( MJO ). Namun pada materi kali ini, saya hanya akan membahas tentang El Nino saja. Untuk La Nina ,Dipole Mode dan MJO akan segera menyusul materinya.

El-Nino, menurut sejarahnya adalah sebuah fenomena yang teramati oleh para penduduk atau nelayan Peru dan Ekuador yang tinggal di pantai sekitar Samudera Pasifik bagian timur menjelang hari natal (Desember). Fenomena yang teramati adalah meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin. Fenomena ini mengakibatkan perairan yang tadinya subur dan kaya akan ikan (akibat adanya upwelling atau arus naik permukaan yang membawa banyak nutrien dari dasar) menjadi sebaliknya. Pemberian nama El-Nino pada fenomena ini disebabkan oleh karena kejadian ini seringkali terjadi pada bulan Desember.
El-Nino (bahasa Spanyol) sendiri dapat diartikan sebagai “anak lelaki”. Di kemudian hari para ahli juga menemukan bahwa selain fenomena menghangatnya suhu permukaan laut, terjadi pula fenomena sebaliknya yaitu mendinginnya suhu permukaan laut akibat menguatnya upwelling. Kebalikan dari fenomena ini selanjutnya diberi nama La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan” . Namun pada kesempatan ini, saya hanya akan membagi materi seputar El-Nino saja.
          Bagaimana kita mengetahui saat itu terjadi El-Nino atau tidak ???...
Peristiwa terjadinya El Nino dapat kita amati dari perubahan Southern Oscillation Index (SOI). Niai SOI dapat diketahui dari perbedaan tekanan di daerah sekitar Australia dengan wilayah Tahiti (Samudra Pasifik). Apabila nilai SOI Negatif, artinya tekanan di Samudra Pasifik lebih rendah dari pada di daerah Australia. Sehingga arah gerak massa udara akan menuju daerah tersebut. Otomatis awan-awan penghasil hujan juga akan bergerak ke Samudra Pasifik sehingga menyebabkan wilayah di Indonesia akan mengalami penurunan curah hujan.

              Agar lebih jelas dengan penjelasan diatas, mari kita lihat gambar di bawah ini.. 


Tahiti terletak d antara Indonesia (Kiri) dengan Perairan Peru (Kanan). Saat kondisi El Nino, suhu perairan di sekitar peru meningkat, sehingga mengakibatkan tekanan di daerah sana turun. Oleh karenanya, udara akan berkumpul di daerah perairan Samudra Pasifik dan otomatis awan-awan penghasil hujan di wilayah Indonesia juga bergerak ke daerah tersebut sehingga curah hujan di Indonesia akan menurun daripada normalnya.

El Nino merupakan fenomena global yang dapat mempengaruhi kondisi iklim di perairan Samudra Pasifik. Meskipun terdapat rata-rata terjadinya el Nino, namun kapan terjadinya El Nino masih belum bisa diprakirakan karena El Nino tidak memiliki periode kejadian yang tetap. Berikut ini terdapat parameter yang dapat mengidentifikasikan kejadian El Nino, yaitu Suhu Muka Laut.
Peristiwa El Nino ditandai dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Samudra Pasifik sehingga lebih hangat daripada normalnya. Berikut ini adalah gambar ilustrasinya

Dalam keadaan normal, pergerakan atmosfer bergerak dari perairan Samudra Pasifik menuju wilayah Indonesia dan Australia, namun saat terjadi fenomena El Nino, justru massa udara dari Indonesia yang bergerak menuju Samudra Pasifik akibat perbedaan tekanan karena meningkatnya suhu muka laut di wilayah perairan Pasifik.

Berikut ini adalah intensitas El Nino diliat dari perbedaan Suhu Permukaan Laut dan juga suhu normalnya.
  • -          El Nino Lemah ( Weak El Nino ) : apabila penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik equator memiliki nilai +0,5oC s/d +1,0oC selama 3 bulan berturut-turut
  • -      El Nino Sedang ( Moderate El Nino ) : apabila penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik Equator memiliki nilai 1,1oC s/d 1,5oC selama 3 bulan berturut-turut
  • -     El Nino Kuat ( Strong El Nino ) : apabila penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik equator lebih dari 1,5oC selama 3 bulan berturut-turut

Selain ditentukan oleh penyimpangan suhu muka laut di Samudra Pasifik equator, kuat lemahnya El Nino juga dapat ditentukan oleh nilai dari index SOI (Southern Oscillation Index ) . Index ini dihitung dari fluktuasi bulanan perbedaan tekanan di wilayah Australia dan Tahiti. Apabila nilai dari SOI terus menerus negatif maka bisa kita simpulkan bahwa saat itu sedang terjadi El Nino.

Untuk melihat nilai Index dari SOI kita dapat buka di situs meterorologi milik negara Australia di http://www.bom.gov.au/climate/current/soihtm1.shtml. Di situs itu kita bisa melihat berapa nilai SOI sejak tahun 1876 hingga saat ini.
                Menurut index SOI, fenomena El Nino dikategorikan menjadi beberapa macam, yaitu :

Hasil kajian para ahli meteorologi dari tahun 1900 sampai tahun 1998 menunjukan bahwa El Nino telah terjadi sebanyak 23 kali (rata-rata 4 tahun sekali).

Apa pengaruh yang terjadi di Indonesia saat terjadi fenomena El Nino ini ??..

Dampak yang paling nyata dari fenomena El Nino adalah kekeringan di Indonesia yang menyebabkan langkanya air di sejumlah daerah dan kemudian berakibat pada penurunan produksi pertanian karena tertundanya masa tanam. Selain itu, meluasnya kebakaran hutan yang terjadi di beberapa wilayah di Kalimantan dan Sumatera juga diindikasikan sebagai salah satu dampak dari fenomena El Nino tersebut. Hal ini terjadi karena massa udara bergerak menuju perairan di Samudra Pasifik Equator sehingga awan-awan penghasil hujan yang seharusnya berada di wilayah Indonesia juga akan bergerak ke tempat itu. Akibatnya jumlah pasokan air yang seharusnya turun di wilayah Indonesia menjadi berkurang.

El Nino juga memiliki Manfaat..

Selain menyebabkan kerugian seperti kekeringan dan potensi kebakaran hutan, ternyata saat terjadi fenomena El Nino ini juga memiliki keuntungan, yaitu bergerak masuknya ikan tuna yang berada di Samudera Hindia ke  wilayah selatan Indonesia. Hal itu terjadi karena perairan di timur samudera mendingin, sedangkan yang berada di barat Sumatera dan selatan Jawa menghangat. Akibat proses ini, Indonesia mendapat banyak ikan tuna, sebuah berkah yang perlu dimanfaatkan.
Sekian materi mengenai El Nino, yang perlu kita ingat tentang materi ini adalah El Nino merupakan fenomena dimana suhu di perairan Samudra Pasifik equator lebih tinggi dari pada normalnya. Akibatnya, tekanan di daerah tersebut menjadi rendah sehingga massa udara akan berkumpul di daerah tersebut. Tidak terkecuali gerakan atmosfer di wilayah Indonesia juga akan bergerak ke wilayah tersebut sehingga awan-awan penghasil hujan di Indonesia akan sedikit dan menyebabkan curah hujan menurun. Kuat lemahnya El Nino dapat di lihat dari nilai SOI ( Southern Oscillastion Index) dan juga penyimpangan suhu di wilayah perairan samudra pasifik equator. Perlu diketahui juga, El nino tidak hanya menyebabkan kerugian saja, namun juga memiliki keuntungan yaitu masuknya ikan tuna dari Samudra Hindia menuju Indonesia sehingga pasokan ikan tuna menjadi meningkat. Terima Kasih..

1 comment: