Sunday, 22 March 2015

Hari Meteorologi Dunia

Hari Meteorologi Dunia



Hari ini, tepat pada tanggal 23 Maret merupakan hari peringatan Meteorologi Dunia. Memang benar adanya, bagi masyarakat umum hari ini tidak memiliki makna apapun dan dianggap sama saja dengan hari-hari biasanya. Namun hari ini merupakan hari yang berbeda bagi kami, hari yang memiliki arti bagi kita-kita yang bergelut di dalam ilmu alam ini. Hari ini merupakan hari yang sangat bersejarah bagi kita yang mencintai ilmu alam ini. Ilmu meteorologi atau ilmu yang mempelajari tentang keadaan serta fenomena di atmosfer. 

Perlu kita ketahui, setiap tanggal 23 Maret Organisasi Meteorologi Dunia / World Meteorological Organization (WMO) beserta negara-negara anggotanya termasuk Indonesia, serta komunitas-komunitas meteorologi seluruh dunia pasti akan merayakan Hari Meteorologi Dunia (HMD) ini. Tanggal 23 Maret sekaligus memperingati konvensi tahun 1950 yang melahirkan organisasi ini. Peringatan HMD ini memiliki tema yang berbeda-beda setiap tahunnya. Untuk tahun 2015 ini, tema yang diambil adalah “Climate Knowledge for Climate Action”. Dimana arti singkat dari tema tersebut adalah kita harus memiliki pemahaman iklim untuk tanggap potensi bencana.

Tidak semua dari kita mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan iklim. Apa sebenarnya perbedaan dari cuaca dan iklim. Sebenarnya kedua hal tersebut memiliki makna yang hampir sama, yaitu “Suatu keadaan atmosfer”. Hanya saja perbedaannya terletak pada dimana dan kapan itu terjadi.Cuaca merupakan keadaan sesaat (setiap saat) atmosfer (yang tingkatnya dinyatakan dengan suhu, tekanan, angin, kelembapan, dan fenomena dalam atmosfer misalnya kabut, berawan, hujan, badaiguntur, dll). Sedangkan Iklim merupakan karakteristik keadaan atmosfer pada suatu daerah yang jenisnya dinyatakan dengan nilai statistik cuaca. Jadi perbedaan antara cuaca dan iklim adalah waktu kejadian. Dimana cuaca terjadi setiap saat sedangkan iklim merupakan karakteristik dari unsur cuaca itu sendiri.  

Saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang manfaat dan peran cuaca di dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagian besar masyarakat hanya mengetahui istilah cuaca dengan “hujan”, dan “tidak hujan”. Padahal cuaca sebenarnya amat penting diketahui untuk kelancaran segala transportasi umum baik darat, laut maupun udara. Sebagai contoh sederhana saja, untuk tranportasi darat keadaan cuaca yang cukup significan adalah hujan serta jarak pandang. Bisa dibayangkan sendiri apabila keadaan cuaca sedang hujan, otomatis jarak pandang akan berkurang dan jalan raya menjadi licin sehingga butus kewaspadaan dan skill yang tinggi bagi para pengendara jalur darat ini. Untuk transportasi udara, keadaan cuaca juga sangat penting. Terlebih lagi informasi adanya awan Cumulunimbus. Seperti yang sudah kita tahu di kasus hilangnya Air Asia QZ8501 yang disebabkan oleh awan ini. Karena apabila suatu daerah terdapat awan ini maka akan sangat berbahaya bagi penerbangan karena awan ini menghasilkan petir, angin kencang, serta dapat membekukan mesin pesatai (icing). Sedangkan untuk jalur laut, informasi cuaca berupa gelombang tinggi sangat penting agar kapal-kapal yang hendak berlayar dapat memilih jalur yang tepat untuk sampai di tujuan dengan tepat waktu dan selamat. 

Perubahan iklim memiliki dampak yang besar bagi alam ini serta bagi masyarakat di seluruh belahan bumi. Dampak paling besar saat ini memang ditanggung oleh sistem alam, tetapi para ilmuwan khawatir dampak pada manusia juga akan bertambah luas, demikian dilaporkan wartawan BBC Matt McGrath. Kesehatan masyarakat, rumah, serta ketersediaan pangan juga akan terancam oleh perubahan iklim ini. Dampak berbahaya seperti pencairan es di kutub akan memicu kenaikan air laut sehingga dapat mengancam warga, ekosistem dan kota di pesisir pantai. Selain itu perubahan iklim serta global warming akan berdampak terjadinya kekeringan. 

Dalam usaha mengurangi perubahan iklim serta memperlambat pemanasan global, perlu ditingkatkan kesadaran dalam masyarakat akan pentingnya menanam pohon dan tidak merusak ekosistem tanaman di sekitar lingkungannya. Selain itu  upaya yang bisa dilakukan adalah mengurangi emisi gas buang penyebab efek rumah kaca serta mempertahankan dan atau menambah luas hutan atau lahan hijau.

Oleh Richard Mahendra Putra



1 comment: