Akurasi dan penggunaan dari berbagai macam alat bantu untuk forcaster,
seperti Numerical Model Data, Gambar satelit, ataupun sumber data lainnya
tergantung dari berbagai faktor yang dibutuhkan forcaster sesuai situasi. Sama
halnya dengan data radar. Radar processor menerima berbagai data yang mungkin
tidak ditemukan dalam kenyataan. Sehingga memungkinkan radar mengalami
kesalahan dalam pembacaan. Keahlian forcaster sangat dibutuhkan untuk
membedakan data radar yang ada dan ketika data itu terdiri dai data yang salah.
Waktu yang diperlukan gelombang
yang dipancarkan oleh radar harus cukup panjang untuk menerima kembali pantulan
dari gelombang pertama sebelum radar memancarkan gelombang selanjutnya.
Sebaliknya, radar akan menerjemahkan energi dari pantulan utama sebagai
pantulan kedua. Jarak maksimum yang mampu dicapai oleh gelombang disebut
“Maximum unambiguous range”. Untuk presipitasi dalam jangakauan ini, gelombang
radar akan dipancarkan dan energi pantulan dari presipitasi akan kembali ke
radar sebelum gelombang selanjutnya dipancarkan. Sehingga akan memberikan hasil
yang akurat .
Namun, apabila presipitasi terjadi diluar dari
jangkauan maksimum radar. Setelah gelombang mencapai daerah presipitasi,
kemudian gelombang akan dipantulkan kembali ke radar, namun gelombang itu tidak
mampu sampai pada radar sebelum gelombang selanjutnya dipancarkan. Saat
gelombang pertama telah sampai ke radar, gelombang selanjutnya sudah
dipancarkan, sehingga radar akan menerjemahkan gelombang yang datang itu
sebagai pantulan dari gelombang kedua. Sehingga presipitasi seakan-akan berada
dekat dengan radar. National Weather Servis sering menggunakan strategi untuk
menanggani hal ini, yatu dengan merubahnya menjad PRF (Pulse Repetition
Frekuensi) yaitu melakukan scanning dari banyak sudut elevasi.
|
keadaan seolah-olah presipitasi berada di dekat radar, hal ini dikarenakan letaknya yang terlalu jauh |
Sudut yang digunakan
radar akan mempengaruhi jangkauan dari target, namun hal ini juga tergantung
dari tipe presipitasi dan juga keadaan atmosfer saat itu. Jenis Conveksi dapat
dilihat dari berbagai sudut elevasi radar kecuali saat terjadi badai yang
sangat dekat dengan radar yaitu pada wilayah “cone of silence”. Radar mampu
mendeteksi badai pada ketinggian yang rendah dan juga bahaya lainnya. Ketika
presipitasi berada jauh dari radar, sudut elevasi yang kecil tetap mampu untuk
mendeteksi hal tersebut. Namun hal itu akan menjadi masalah pada saat ada area
di sekitar radar yang juga terjadi presipitasi akan terabaikan.
Ini adalah contoh dari
presipitasi yang mencapai permukaan. Bentuk donat yang muncul pada tampilan
radar tersebut merupakan gelombang yang tidak mengenai precipitasi, gelombang
tersebut hanya melewati presipitasi dan keluar menuju area tanpa presipitasi di
atmosfer.
Selain itu, kabut juga
tidak bisa terdeteksi pada radar cuaca. Hal ini dikarenakan ketinggian yang
sangat rendah dan juga ukuran partikelnya yang sangat kecil. Namun terkadang
hal itu terdeteksi pada beberapa kasus dimana terjadi kabut yang sangat tebal.
Masalah lain yang
biasanya tejadi berhubungan dengan tampilan radar ialah “beam blocking”.
Apabila keadaan ini terjadi, maka radar tidak mampu menangkap target karena
terhalang oleh benda. Sehigga gelombang radar hanya akan mencapai titik yang
dekat. Fenomena ini biasanya terjadi akibat Gunung, Bangunan yang besar dan
juga faktor-faktor lain yang mampu menghalangi gelombang radar.
|
Gelombang radar terhalang gunung/faktor penghalang lainnya |
|
Tampilan radar akibat terkena beam blocking |
Resolusi
Pada tampilan radar, akan
terdiri dari berbagai resolusi atau tingkat kejelasan gambar. Hal ini berkaitan
dengan jarak target dengan radar. Radar akan memancarkan gelombang secara
menyeluruh, apabila target terletak pada jarak yang dekat, maka gambar akan
terlihat jelas. Sebaliknya apabila target berada jauh dari radar, maka gambar
akan terlihat kurang jelas. Ini adalah salah satu kelemahan pada radar. Hal ini
akan berakibat fenomena-fenomena kecil namun penting tidak teramati dengan
jelas. Seperti contoh, terjadi Thunderstorm di daerah dekat radar (gambar
sebelah kiri). Dilihat dari gambar itu maka akan sangat jelas daerah mana yang
mengalami cuaca buruk akibat dari resolusi yang bagus. Berbeda dengan
Thunderstorm yang terjadi jauh dari radar. Gambar radar akan cenderung kurang
jelas sehingga kita akan sulit mengetahui daerah mana saja yang mengalami
fenomena tersebut.
|
Perbedaan resolusi akibat jarak yang jauh |
Untuk menghitung tingkat pemantulan radar dan beberapa variabel lainnya. Terdapat beberapa
faktor utama , yaitu :
-
Target
hanya menyerap sebagian kecil energi elektromagnetik dari radar
Pengaruh dari hal
ini biasanya disebabkan oleh intensitas presipitasi dan juga panjang gelombang
yang dipancarkan oleh radar. Seperti contoh pada gambar dibawah ini menunjukkan
bahwa energi pancaran dari radar lebih banyak diserap dan dikembalikan oleh kotak
yang berada dekat dengan radar dibandingkan kotak yang letaknya lebih jauh dari
radar. Padahal kedua fenomena itu memiliki intensitas yang sama
|
Kotak pertama(kiri), menyerap dan memancarkan gelombang dari radar lebih besar daripada kotak kedua, walaupun intensitas dari presipitasinya sama. |
Sama halnya terjadi dengan
gambar dibawah ini .
Gambar tersebut
merupakan citra radar saat terjadi Thunderstorm di dekat radar. Pada gambar
pertama (kiri), presipitasi dengan intensitas lebat terjadi di daerah dekat
radar. Kemudian pada gambar kedua (tengah), presipitasi di dekat radar
mengalami kenaikan intensitas sehingga semakin lebat presipitasi yang terjadi.
Akibatnya, energi pada gelombang sebagian besar akan diserap oleh hujan lebat
di dekat radar sehingga menyebabkan wilayah yang terletak lebih jauh tidak
terdeteksi sebagai hujan lebat juga. Kemudian gambar 3 (kanan) menunjukkan
bahwa hujan lebat yang ada di dekat radar tersebut mulai hilang sehingga daerah
yang jauh dari radar terlihat kembali sebagaimana mestinya.
-
Target
memiliki partikel terlalu kecil, atau kumpulan presipitasi yang diameternya
berukuran sangat kecil dan lebih kecil daripada panjang gelombang yang
dipancarkan oleh radar.
Saat target memiliki ukuran yang lebih
kecil daripada panjang gelombang yang dihasilkan radar, maka hamburan energi
akan terjadi sehingga benda tersebut akan diketahui pada radar. Hal ini berlaku
untuk sebagian besar jenis presipitasi dimana rata-rata butir hujan sekitar
1mm-4mm dan salju sedikit lebih besar daripada itu. Namun saat objek memiliki
ukuran lebih panjang atau sama dengan panjang gelombang dari radar,
penghamburan energi akan lebih rumit. Sehingga tidak bisa terdeteksi oleh
radar. Seperti contoh: burung, serangga ataupun benda-benda langit lainnya.
-
Target
merupakan cairan ataupun es, namun tidak bercampur.
Fungsi dari persamaan radar juga mendeteksi semua
presipitasi adalah dalam bentuk yang sama, namun pada kasus-kasus yang sering
terjadi justru tidak sama. Hal ini dikarenakan es dan air memiliki perbedaan
struktur dan suhu, es juga tidak mampu memantulkan energi sebaik air dan nilai
pemantulannya akan lebih rendah 7dBZ pada ukuran yang sama dengan butir air.
Oleh sebab itu, untuk mengetahui hal tersebut diperlukan data suhu dan juga
data sounding(udara atas). Hal ini terkadang juga sulit untuk membedakan apakah
itu salju, hujan atau campuran dari presipitasi.
Materi diatas adalah sedikit mengenai kelemahan radar. Dimana kita tahu setiap alat pasti memiliki kekurangannya masing-masing, Namun dengan adanya radar cuaca akan sangat membantu seorang forcaster untuk memperkirakan cuaca yang akan terjadi sehingga mampu mendukung keselamatan dalam navigasi udara, laut maupun darat. Sekian Semoga bermanfaat.. Terima Kasih..
mas richard, sy boleh minta filenya baik word maupun ppt? mohon balasan ya
ReplyDelete