Thursday 25 September 2014

Memiliki keluarga petani ? Di rumah kalian sering banjir?? Wajib baca ini !!

Cuaca Permukaan
            Petani di Anjongan Kab. Mempawah tidak hanya mengandalkan pengetahuan tentang pertanian untuk meningkatkan produksi padi. Mereka juga belajar tentang klimatologi agar mampu menghadapi perubahan iklim.

             Sebanyak 25 petani di Anjongan dari Gabungan Kelompok Tani Maju Bersama mempelajari klimatologi. Kelas klimatologi itu diberi nama Sekolah Lapang Iklim (SLI). Hasilnya, petani mampu memahami perubahan iklim serta dampaknya terhadap lahan pertanian. Pada panen di Kelurahan Anjongan Melancar, Kecamatan Anjongan, Mempawah, Kamis (28/8), sawah yang menjadi lahan praktik SLI produksinya melimpah. Pada tanam gadu (musim kering) saja, sawah itu menghasilan sekitar 10 ton.”

            Berita diatas saya ambil dari situs www.bmkg.go.id  membahas tentang Sekolah Lapang Iklim yang bermanfaat untuk meningkatkan hasil panen. Hal itu tidak luput dari manfaat mengetahui karakteristik cuaca dan iklim di wilayah tersebut. Cuaca dan iklim sangat lah berkaitan erat. Cuaca dan iklim sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam rentang waktu dan luas tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah dan waktu tertentu. Sedangkan iklim adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas dalam kurun waktu yang panjang. Dengan kata lain iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas. Untuk mengetahui cuaca di suatu tempat maka dapat diukur langsung keadaan cuaca di tempat tersebut. Namun, untuk mengetahui iklimnya kita memerlukan rekaman data keadaan atmosfer di tempat tersebut berpuluh-puluh tahun yang lalu. Alat-alat harus tahan terhadap pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Mempelajari tentang iklim akan dapat meningkatkan jumlah hasil panen pertanian, karena faktor cuaca dan iklim sangatlah berpengaruh bagi kelangsungan hidup tanaman.


Tahukah teman-teman bahwa secara teknis dalam budidaya tanaman, hampir semua unsur cuaca dan iklim dapat mempengaruhi hasil produksi dan juga pengelolahan tanaman. Namun masing-masing mempunyai pengaruh dan juga peran yang berbeda. Unsur iklim mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap jumlah produksi tanaman. Tingkat efektivitas dan efisiensi dari pestisida yang digunakan untuk mengusir hama penyakit pada tanaman sangat ditentukan oleh curah hujan, suhu, dan juga kelembaban di tempat tersebut. Faktor cuaca, suhu, curah hujan, kelembaban dan juga faktor cuaca lainnya dapat mempengaruhi cara dan keberhasilkan dalam pengendalian hama penyakit, baik yang dilakukan secara kimiawi, hayati, maupun kultur teknis.


“Selain bermanfaat di bidang pertanian, informasi cuaca juga sangat bermanfaat untuk mengantisipasi bencana yang sangat familiar di negara kita ini. Bencana apakah itu? Yap benar sekali, ia adalah banjir”

               Kalian sudah kenal pasti dengan yang namanya banjir. Banjir adalah peristiwa yang terjadi saat aliran air berlebihan merendam daratan. Banjir dapat terjadi akibat volume air suatu badan air seperti sungai ataupun danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air keluar dari batasan alaminya.


Faktor cuaca buruk adalah sebab utama terjadinya bencana ini. Hujan deras yang terjadi terus-menerus akan mengakibatkan volume air di sungai dan danau  menjadi berlebihan sehingga sungai tidak mampu menampung banyaknya air. Selain faktor hujan, penyebab banjir adalah buruknya sistem drainase atau pembuangan. Akibatnya, air yang seharusnya dapat mengalir ke laut tertahan dan tergenang di daratan. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang membuang sampah di tempatnya juga menjadi faktor penyebab banjir ini. Banyak sekali masyarakat yang membuang sampah di selokan dan di sungai, sehingga aliran menjadi tersumbat dan menyebabkan air tak bisa mengalir sebagaimana mestinya.

Mari kita kembali ke pokok bahasan tentang cuaca...

Teman-teman pembaca, peristiwa banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi. Kita ingat kembali, awan yang menyebabkan hujan deras dengan durasi yang singkat  dikenal dengan nama awan cumulunimbus. Tahukah kalian, kenapa bisa terjadi hujan deras di tempat tersebut? Semua itu berhubungan dengan tekanan udara. Tempat yang terjadi hujan deras adalah daerah yang memiliki tekanan udara yang rendah dibandingkan tempat lainnya. Akibatnya, massa udara akan berkumpul di tempat tersebut dan terdorong ke atas membentuk awan-awan konvektif seperti cumulunimbus. Oleh karenanya, informasi tentang cuaca sangatlah penting bagi masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya banjir..

1 comment: