Balipost, 17 Juli 2015 |
Bagi
wilayah di dataran tinggi, kabut tidak hanya terjadi saat pagi hari saja.
Terkadang menjelang siang pun jalanan di sekitar pegunungan masih saja
diselimuti oleh fenomena ini.
Fenomena
kabut terjadi akibat dari inversi suhu. Sebuah kondisi dimana suhu di dekat
permukaan bumi lebih dingin daripada suhu di lapisan atasnya. Apabila dalam
keadaan normal, suhu udara di atmosfer ini akan menurun seiring dengan
bertambahnya ketinggian. Hal ini disebabkan oleh panas yang kita rasakan
sebenarnya tidak langsung berasal dari matahari, melainkan dari gelombang
panjang yang dipancarkan oleh permukaan bumi ke atmosfer. Oleh karena itu
semakin jauh letak suatu tempat dengan permukaan bumi maka suhunya akan menjadi
rendah.
Inversi
suhu merupakan hal yang biasa terjadi saat pagi hari. Biasanya inversi suhu
terjadi ketika siang hari kemarinnya suhu sangat panas, kemudian dimalam
harinya suhu turun secara drastis. Akibatnya, sebelum matahari terbit, suhu di
permukaan bumi masih saja dalam kondisi dingin. Sedangkan suhu di lapisan atas
tetap lebih hangat. Saat kondisi ini terjadi, maka uap air akan terkondensasi
di dekat permukaan dan menghasilkan kabut.
Sering
kali kita salah presepsi antar kabut dan mist. Mist merupakan fenomena yang mirip
dengan kabut. Perbedaanya dari segi jarak pandang yang bisa dicapai dan nilai
kelembaban udara. Apabila fenomena mist, maka jarak pandang yang masih lebih
dari 1 km dan kelembaban udara antara 95 – 97 persen. Namun jika kabut, jarak pandang
bisa dicapai kurang dari 1 km serta kelembaban udara 98 – 100 persen.
Ada
beberapa dampak negatif dari terjadinya fenomena ini. Salah satunya adalah
berkurangnya jarak pandang. Saat kabut tebal terjadi, jarak pandang bisa
mencapai 10 meter saja. Hal ini akan sangat membahayakan kegiatan transportasi
di darat, laut, maupun udara. Oleh karena itu, perlu kewaspadaan yang lebih
saat kita mengendarai kendaraan kita saat terjadi kabut. Sangat penting juga
bagi kita untuk menyalakan lampu kendaraan saat terjadi kabut agar dapat
mengantisipasi terjadinya tabrakan dengan kendaraan lain saat melintas.
Akhir-akhir
ini fenomena kabut sangat sering terjadi di sekitar tempat kita. Hal ini
disebabkan oleh suhu yang cenderung sangat dingin dimalam hari dibandingkan pada
saat musim hujan. Rendahnya suhu saat malam hari disebakan oleh sedikitnya
cangkupan awan yang menutupi langit sehingga panas radiasi yang berasal dari
permukaan bumi akan langsung ke atmosfer. Sedangkan saat musim hujan, awan di
malam hari akan cenderung banyak sehingga menahan dan memancarkan kembali
radiasi gelombang panjang dari permukaan bumi menuju permukaan bumi kembali.
Akibatnya suhu di bumi menjadi hangat.
nice info kak makasih
ReplyDeletemanfaat tepung maizena untuk wajah