Rangkuman
Jurnal Meteorologi dan Geofisika Volume 12 nomor 3-Desember 2011
Variasi
Bulanan Gelombang laut di Wilayah Indonesia
ABSTRAK
Indonesia merupakan negara yang
sebagian besar wilayahnya adalah perairan. Oleh karena itu, segala peristiwa di
laut sangatlah penting untuk diketahui masyarakat. Salah satu peristiwa di laut
ialah gelombang laut. Informasi mengenai gelombang laut sangatlah penting bagi
berlangsungnya kelancaran transportasi laut, perikanan , perdagangan dan segala
aktifitas laut lainnya. Faktor yang paling dominan terhadap gelombang laut
ialah angin. Maka dalam makalah ini, untuk mencari gelombang laut menggunakan
windwaves05 dimana kita bisa mencari tinggi rendahnya gelombang laut dengan
menggunakan data angin permukaan. Dari hasil kajian ini, gelombang laut sangat
erat kaitannya dengan angin musiman. Pada saat Monsun Asia (
Desember-Januari-Februari) dan Monsun Australia ( Juni-Juli-Agustus) gelombang
laut di wilayah Indonesia lebih tinggi daripada saat peralihan
(Maret-April-Mei) dan (September-Oktober-November). Gelombang laut juga lebih
besar di daerah laut lepas daripada di laut antar pulau. Hal ini karena
perbedaan panjang fecth yang
terbentuk di laut lepas lebih panjang, sehingga gelombang juga menjadi lebih
besar dibandngkan di laut antarpulau.
Kata kunci : Gelombang laut, Indonesia, Monsun
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.
1
1.1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang sebagian besar
wilayahnya adalah perairan. Oleh karena itu, segala peristiwa di laut sangatlah
penting untuk diketahui masyarakat. Salah satu peristiwa di laut ialah
gelombang laut. Informasi mengenai gelombang laut sangatlah penting bagi
berlangsungnya kelancaran transportasi laut, perikanan , perdagangan dan segala
aktifitas laut lainnya.
Secara klimatologis, wilayah Indonesia
dipengaruhi oleh angin musiman. Dinamika ini secara langsung akan berpengaruh
pada keadaan dan pola atmosfer di wilayah Indonesia.
Kajian mengenai gelombang ini ialah memuat tentang
variasi tinggi gelombang di Indonesia yang diharapkan mampu menjadi acuan bagi
kebutuhan masyarakat serta pemerintah dalam kegiatan yang berhubungan dengan
perairan.Tujuan dari kajian ini
adalah untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik gelombang laut di wilayah
Indonesia.
1.2. GELOMBANG LAUT
Gelombang laut adalah pergerakan naik turunnya air di
permukaan laut dengan arah tegak lurus dan membentuk kurva/gravik sinusoidal.
Gelombang laut bisa terjadi karena memiliki sumber pembangkit. Sumber
pembangkit tersebut diantaranya adalah angin, gaya tarik-menarik bumi dengan
benda angkasa, dan gempa bumi.
Berdasarkan
karakteristik pembangkitnya, gelombang laut di bagi menjadi 3, yaitu :
- Gelombang Angin,
merupakan gelombang laut yang paling sering terjadi. Gelombang ini terbentuk
akibat gesekan angin dengan permukaan laut. Besar gelombang ini dipengaruhi
oleh kecepatan angin, lamanya angin berhembus dan juga panjang tiupan angin di
perairan terbuka (fecth).
- Gelombang Pasang
Surut (Pasut), merupakan gelombang laut akibat gaya tari-menarik bumi dengan
benda di angkasa seperti bulan dan matahari. Gelombang pasut lebih mudah
diprediksi karena memiliki siklus yang periodik mengikuti peredaran bumi,
bulan, dan matahari.
-
Gelombang
Tsunami, merupakan gelombang yang disebabkan oleh gempa tektonik di laut,
ataupun akibat letusan gunung berapi di bawah laut. Gelombang ini merupakan
gelombang yang sangat besar yang mampu mencapai ketinggian 10 meter saat
mencapai tepi pantai.
1.3. SIRKULASI ATMOSFER DI INDONESIA
Negara Indonesia
sering disebut negara maritim karena negara ini terdiri dari banyak gugusan
pulau dan sebagian besar wilayahnya merupakan perairan. Sirkulasi monsun atau
angin musiman adalah sebuah siklus tetap, terutama di wilayah Samudra Hindia
dan sebelah Selatan Asia. Angin monsun merupakan pola sirkulasi angin yang
berhembus secara periodik ( minimal 3 bulan ).
Siklus monsun dibagi menjadi 2,
yaitu Monsun Asia dan Australis. Monsun Asia terjadi saat matahari berada di
sebelah selatan garis equator sehingga menyebabkan tekanan rendah pada daerah
tersebut dan menyebabkan gradien tekanan yang cukup besar antara Asia dan
Australia. Kemudian Angin akan berhembus dari Asia menuju Australia melewati
wilayah Indonesia. Begitu pula dengan Monsun Australia. Monsun Australia
terjadi saat matahari berada di sebelah utara garis equator sehingga menyebabkan
daerah tersebut memiliki tekanan yang rendah. Kemudian angin akan berhembus
dari Australia menuju Asia melewati Indonesia.
Gambar
sebelah kiri merupakan Monsun Asia, sedangkan gambar sebelah kanan merupakan
Monsun Australia.
II. METODE PENELITIAN
2.1. AREA
PENELITIAN
Batas area penelitian berada pada posisi 12”LU-15”LS
dan 90”BT-141”BT.
2.2. DATA
a. Data rata-rata arah dan kecepatan angin 10 meter periode 2000-2010
b. Data rata-rata tinggi gelombang
di wilayah Indonesia selama periode 2000-2010
2.3 METODE
a. Gelombang dihitung dengan pemodelan gelombang
Windwaves05, dimana pada pemodelan ini
hanya memperhitungkan gelombang yang disebabkan oleh angin permukaan.
a. Gelombang dihitung dengan pemodelan gelombang
Windwaves05, dimana pada pemodelan ini
hanya memperhitungkan gelombang yang disebabkan oleh angin permukaan.
b.
Perhitungan rata-rata gelombang adalah dengan cara sebagai berikut :
Rata-rata
(h) = (h1+h2+...+hn) : n
Dimana h adalah tinggi gelombang dan n adalah jumlah
data hasil pengamatan.
c. Pembuatan peta gelombang
- Output dari program
Windwaves05 dibuat menjadi informasi dalam bentuk peta dengan sofware GIS
arcview 3.3
- Output peta meliputi
rata-rata gelomang dan angin permukaan bulanan
d. Analisis variasi dan karakteristik gelombang di Indonesia
dilakukan secara deskriptif.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. HASIL
Analisis variasi gelombang laut bulanan selama periode 2000-2010
( 11 tahun ) ditunjukkan pada gambar berikut :
|
rata-rata gelombang bulan Desember |
Rata-rata tinggi gelombang laut di perairan Indonesia pada bulan
Desember ditunjukan oleh gambar di atas. Rata-rata gelombang di laut lepas
lebih tinggi dibandingkan laut antar pulau, wilayah laut lepas meliputi Samudra
Hindia, Laut Cina Selatan, dan Samudera Pasifik. Pada Wilayah tersebeut
rata-rata tinggi gelombang mencapai 1,25 - 2 meter di Samudra Hindia, yaitu
terletak di sebelah selatan pulau Sumatra dan pulau Jawa. Pada perairan Laut
Cinta Selatan, tinggi gelombang pada bulan Desember hampir sama dengan Samudra
Hindia, yaitu berkisar antara 1,25 – 2 meter. Sedangkan unuk wilayah antar
pulau memiliki gelombang yang relatif tinggi adalah di daerah sekitar bangka
belitung. Untuk laut Jawa, Laut Banda dan Laut Arafuru memiliki tinggi
gelombang antara 0,5 – 1,25 meter.
|
rata-rata angin bulan Desember |
Untuk rata-rata angn pada bulan
Desember, angin lebih banyak berasal dari Utara dengan kecepatan 5 – 15 knot.
Setelah melewati wilayah equator, angin berbelok ke sebelah kanan sepanjang
Laut jawa, Laut Banda, hingga laut Arafuru kemudian berbelok ke selatan menuju
Benua Australia. Kecepatan angin di laut lepas seperti di Laut Cina selatan,
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik memiliki kecepatan relatif besar yaitu
antara 10 – 15 knot.
|
rata-rata Gelombang Januari |
Rata-rata
gelombang pada bulan Januari cenderung mengalami Kenaikan dibandingkan bulan
Desember. Pada wilayah Samudra Pasifik dan Laut Cina selatan memiliki tinggi
gelombang antara 1,5 – 2,5 meter. Untuk daerah Samudra Hindia, Laut Jawa, Laut
Banda hingga Laut Arafuru memiliki rata-rata gelombang antara 1,25 – 2,5 meter.
|
rata-rata Angin bulan Januari |
|
Arah angin rata-rata pada bulan
Januari berasal dari Utara menuju ke Selatan dengan kecepatan 5 – 15 knot.
Angin yang berasal dari benua Asia, setelah melewati equator berbelok ke timur
melewati Laut Jawa, Laut Banda dan Laut Arafuru. Di Wilayah Laut jawa hingga
laut Arafuru kecepatan angin relatif lebih tinggi yaitu berkisar antara 10 – 15
knot. Hal serupa terjadi di wilayah perairan Natuna dan sebagian selat
Karimata.
|
rata-rata Gelombang bulan Februari |
Pada
bulan Februari, rata-rata gelombang mempunyai tinggi yang lebih besar daripada
bulan-bulan sebelumnya pada sebagian besar wilayah Indonesia. Di perairan Laut
Jawa, Laut Banda, Laut Arafuru dan sebelah utara pulau papua, memiliki
rata-rata tinggi gelombang yang relatif tinggi, yaitu berkisar anatara 1,2 – 2
meter. Begitu pula di wilayah Samudra Hindia, memiliki gelombang yang tinggi
yatu antara 2 – 2,5 meter. Hanya sebagian kecil dari wilayah perairan Indonesia
yang gelombangnya rendah seperti Selat Makasar, daerah Maluku dan sebagian
kecil laut Jawa.
|
rata-rata Angin bulan Februari |
Arah
dan kecepatan angin pada bulan Februari umumnya tinggi, yaitu mencapai 15 knot
di sepanjang Laut jawa, laut Banda hingga laut Arafuru. Arah angin pada umumnya
memiliki arah yang seragam yaitu dari Utara kemudian berbelok ke timur setelah
melewati equator, kemudian menuju laut arafuru sehingga daerah tersebut menjadi
pertemuan angn yang mempunyai kecepatan yang tinggi dan arah yang seragam.
|
rata-rata gelombang Maret |
Pada
bulan Maret, rata-rata tinggi gelombang sudah mulai menurun dibandingkan
bulan-bulan sebelumnya. Rata-rata tinggi gelombang di wilayah Indonesia hanya 0
– 1,25 meter. Daerah yang memiliki gelombang tinggi adalah di wilayah perairan
Natuna, perairan utara Sulawesi, Maluku utara dan juga Samudra Hindia yaitu
berkisar antara 1,25 – 2 meter.
|
rata-rata Angin Maret |
Untuk angin pada bulan Maret
berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya. Kecepatan angin rata-rata pada bulan
Maret hanya berkisar antara 0 – 10 knot. Sedangkan arahnya sudah tidak seragam
lagi seperti pada bulan-bulan sebelumnya.
|
rata-rata Gelombang April |
Pada bulan April, wilayah
Indonesia memiliki tinggi gelombang yang relatif rendah. Sebagian besar wilayah
perairan Indonesia hanya memiliki tinggi gelombang antara 0 – 1,25 meter. Hanya
pada wilayah tertentu yang memiliki gelombang relatif lebih tinggi yaitu di
Samudra Hindia yang berbatasan dengan pulau Sumatra bagian selatan dan bagian
selatan pulau Jawa, serta laut Maluku dan laut Arafuru yang memiliki gelombang
antara 1,5 – 2 meter.
|
rata-rata Angin bulan April |
Untuk
arah angin pada bulan April sebagian besar berasal dari Selatan kemudian menuju
barat dengan kecepatan 5 – 10 knot. Kecuali wilayah Samudra Hindia dan Laut
Arafuru memiliki kecepatan sebesar 10 – 15 knot
|
rata-rata Gelombang bulan Mei |
Untuk bulan Mei, rata-rata tinggi
gelombang di wilayah perairan Indonesia masih relatif rendah, kecuali pada
wilayah Samudra Hindia, Laut Arafuru dan Laut banda memiliki tinggi gelombang
yang cukup tinggi yaitu antara 1,25 – 2,5 meter. Utuk wilayah selat, seperti
Selat Malaka, Selat Makasar, dan perairan antar pulau lainnya masih relatif
rendah yaitu antara 0,5 – 1,25 meter.
|
rata-rata angin bulan Mei |
Untuk rata-rata angin pada bulan Mei, pada umumnya berasal
dari selatan menuju barat laut dengan kecepatan 5-15 knot. Di wilayah antar
pulau angin bertiup relatif lemah yaitu 5-10 knot kecuali di wilayah Laut Banda
mencapai 15 knot. Di perairan Samudra Hindia dan Laut Arafuru juga memiliki
kecepatan angin yang tinggi mencapai 15 knot
|
rata-rata Gelombang bulan Juni |
Rata-rata gelombang pada bulan
Juni cenderung lebih tinggi daripada bulan sebelumnya. Pada bulan Juni,
sebagian besar perairan di Indonesia memiliki tinggi bervariasi antara 0,5 –
2,5 meter. Untuk wilayah Laut Banda, Samudra Hindia dan Laut Arafuru mmiliki
gelombang yang relatif lebih besar daripada wilayah lainnya , yaitu antara 1,5
– 2,5 meter. Sedangkan untuk perairan Natuna, Selat Makasar, sebagian laut Jawa
dan Maluku Utara memiliki tinggi gelombang hanya 0 – 1,25 meter.
|
rata-rata Angin bulan Juni |
Selama bulan Juni wilayah
Indonesia memasuki musim timuran, yaitu angin bertiup dari Australia menuju
Asia. Sirkulasi ini sering disebut dengan Angin Monsun Australia. Hal ini
ditunjukkan oleh angin di atas dimana angin berasal dari tenggara kemudian menuju
ke barat laut hingga equator kemudian menuju benua Asia. Kecepatan angin di
wilayah Samudra Hindia, Laut Arafuru dan Laut Banda cukup tinggi yaitu berkisar
antara 5 – 20 knot. Sedangkan setelah melewati equator, kecepatan angin hanya
antara 5-10 knot.
|
rata-rata Gelombang bulan Juli |
Secara
umum tinggi gelombang pada bulan Juli hampir sama dengan bulan Juni, dimana
rata-rata gelombang di daerah selat Makasar, Perairan Natuna, Laut Maluk dan
Laut Sulawesi memiliki tinggi antara 0,5 – 1,25 meter. Sedangkan sebagian besar
Laut Jawa , Laut Banda hingga Laut Arafuru memiliki rata-rata gelombang yang
cukup tinggi yaitu antara 1,25 – 3 meter. Daerah Samudra Hindia juga memiliki
gelombang yang tinggi yaitu berkisar antara 2 – 3 meter.
|
rata-rata Angin bulan Juli |
Angin pada pada bulan Juli juga
memiliki pola yang serupa dengan bulan Juni yaitu berasal dari arah tenggara
kemudian menuju barat laut dan setelah melewati equator akan bebelok ke arah
Asia. Kecepatan angin yang cukup tinggi terdapat dk daerah Samudra Hindia, Laut
Jawa, Laut Banda dan Laut Arafuru yaitu antara 10 – 20 knot. Sedangkan untuk
perairan utara Sulawesi, perairan Natuna dan Maluku utara memiliki angin dengan
kecepatan 5 – 15 knot.
|
rata-rata Gelombang bulan Agustus |
Pada bulan Agustus , pola
gelombang masih hampir sama dengan bulan-bulan sebelumya yaitu antara 1,25 –
2,5 meter. Namun untuk daerah Laut Banda dan Laut Arafuru mulai menurun
dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu antara 1,25 – 2 meter di Laut banda dan 1,5
– 2,5 meter di Laut Arafuru. Untuk daerah utara equator masih relatif rendah
yaitu 0 – 1,25 meter kecuali pada perairan Maluku Utara mengalami kenaikan
yaitu 1,25 – 2 meter.
|
rata-rata Angin bulan Agustus |
Untuk pola angin pada bulan
Agustus masih sama seperti bulan-bulan sebelumna yaitu angin timuran. Untuk
wilayah Samudra Hindia, Laut Arafuru dan sebagian Laut Banda memiliki kecepatan
yang relatif tinggi yatu 10 – 20 knot. Di wilayah Laut Jawa , Maluku dan pulau
Bangka hanya memiliki kecepatan antara 10 – 15 knot. Hanya di bagian Utara
Sulawesi, dan utara Papua yang memiliki kecepatan angin rendah yaitu 5 – 10
knot.
|
rata-rata Gelombang bulan September |
Secara umum wilayah perairan
Indonesia mengalami penurunan tinggi gelombang pada bulan September. Di Laut
jawa rata-rata gelombang 1,25 – 2 meter, di perairan flores, selat makasar,
perairan natuna dan Maluku Utara memiliki gelombang antara 0,5 – 1,25 meter.
Sedangkan perairan di Laut Arafuru, Laut Banda dan Samudra Hindia memiliki
rata-rata tinggi gelombang yang cukup tinggi yaitu 1,25 – 2,5 meter.
|
rata-rata Angin bulan September |
Pada bulan September angin masih
dominan berasal dari tenggara melintasi laut Jawa hingga equator kemudian
berbelok menuju utara. Akan tetapi, rata-rata kecepatan angin pada bulan ini
mulai melemah. Di perairan Laut Jawa, Laut Banda hingga Laut Arafuru memiliki
kecepatan antara 10 – 15 knot. Sedangkan di Utara Sulawesi, daerah Maluku Utara
dan Utara Papua memiliki kecepatan angin antara 5 – 15 knot.
|
rata-rata gelombang bulan Oktober |
Pada bulan Oktober, wilayah
perairan di Indonesia rata-rata memiliki gelombang yang relatif kecil , yaitu
berkisar antara 0 – 1,25 meter kecuali di Samudra Hindia ke timur hingga
kepulauan NTB memiliki gelombang sebesar 1,25 – 2,5 meter. Di perairan Laut
Jawa, selat Makasar, Perairan Natuna dan Laut Banda memiliki tinggi gelombang
antara 0,75 – 1,25 meter.
|
rata-rata Angin bulan Oktober |
Pada bulan ini, pola angin masih
tetap sama dengan bulan – bulan sebelumnya, yaitu angin timuran. Namun untuk
kecepatannya mulai menurun di wilayah Laut Jawa, Laut banda dan laut Arafuru
yaitu antara 5 – 10 knot. Sedangkan untuk perairan lepas seperti Samudra Hindia
memiliki kecepata angin antara 5 – 20 knot.
|
rata-rata Gelombang bulan Nopember |
Pada bulan ini
rata-rata tinggi gelombang mulai mengalami kenaikan. Rata-rata tinggi gelombang
di perairan utara equator menjadi lebih besar daripada bulan-bulan sebelumnya.
Di selat Karimata rata-rata gelombang antara 0,75 – 2 meter, di Maluku Utara
memiliki gelombang 0,75 – 1,5 meter dan di Laut Sulawesi memiliki gelombang
antara 0,75 – 1,25 meter. Kondisi ini disebabka oleh mulai aktifnya angin
monsun Asia di wilayah Indonesia. Sedangkan rata-rata gelombang d selatan
equator relatif lebih rendah seperti di Laut Jawa, Laut Banda dan laut flores
memiliki gelombang antara 0,5 – 0,75 meter. Sedangkan d wilayaj laut Arafuru
dan Samudra Hindia memiliki gelombang antara 1,25 – 2 meter.
|
rata-rata Angin bulan Nopember |
Pada ulan
November, terjadi perubahan arah angin di sebelah utara equator, dimana angin
beritup dari barat laut menuju laut jawa kemudian angin dibelokkan tidak
menentu. Kondisi ini disebabkan oleh masih aktifnya monsun Australia yang
menyebabkan angin bertiup ke arah barat laut. Untuk kecepatan angin melemah
daripada bulan sebelumnya , yaitu antara 5 – 10 knot.
3.2. PEMBAHASAN
Tinggi gelombang di wilayah Indonesia mempunyai variasi karakteristik
dari bulan ke bulan. Pada bulan Desember-Januari-Februari (DJF) gelombang pada umumnya tinggi di bagian utara garis equator
seperti perairan Natuna, Selat Karimata, Sulawesi dan Maluku Utara. Pada bulan
tersebut matahari terletak di sebelah selatan belahan bumi sehingga gradien
tekanan antara Asia dan Australia menjadi tinggi dan menyebabkan Monsun Asia.
Pada saat itu angin akan bertiup dari Asia menuju Australia melewati Indonesia.
Tingginya kecepatan angin akan sangat berpengaruh pada tinggi gelombang yang
terbentuk, semakin tinggi kecepatan angin, maka gelombang yang dihasilkan juga
akan semakin besar.
Pada bulan
Juni-Juli-Agustus (JJA), wilayah
perairan Indonesia memiliki gelombang yang relatif tinggi di bagian selatan
equator seperti Laut Arafuru, Laut Banda, dan Samudra Hindia. Pada bulan-bulan
ini matahari berada di belahan bumi utara, sehingga gradien tekanan antara Asia
dan Australia besar dan menyebabkan angin Monsun Australia. Angin ini sering
disebut angin timuran. Angin berhembus dari Australia menuju Asia melewati
Indonesia, sehingga wilayah perairan di sekitar Australia memiliki gelombang
yang relatif tinggi.
Berbeda dengan
saat bulan-bulan peralihan , dimana matahari berada di sekitar wilayah equator
bumi sehingga gradien tekanan antara benua Asia dan Australia tidak terlalu
besar. Angin yang dihasilkan juga tidak terlalu besar dengan arah yang
cenderung tidak beraturan. Bulan-bulan peralihan adalah saat bulan Maret-April-Mei
(MAM) dan September-Oktober-Nopember
(SON).
Selain kecepatan angin, keseragaman arah angin
juga akan mempengaruhi tinggi gelombang. Hal ini dikarenakan apabila angin
memiliki arah yang seragam seperti saat terjadi Monsun, tiupan yang sama akan menimbulkan gelombang Kontruktif yaitu saling menguatkan.
Berbeda dengan saat peralihan. Arah angin tidak seragam dan cenderung acak
bahkan ada yang saling bertabrakan sehingga akan menyebabkan gelombang Destruktif yaitu saling melemahkan.
Itulah sebabnya pada saat bulan peralihan, wilayah perairan Indonesia akan
memiliki rata-rata gelombang yang relatif rendah.
Durasi tiupan
angin juga berpengaruh terhadap besar kecilnya gelombang. Semakin lama angin
bertiup maka gelombang yang dihasilkan juga semakin besar. Durasi tiupan angin
berhubungan dengan besarnya gradien. Semakin besar gradien tekanan yang
terjadi, maka angin akan cenderung lebih lama bertiup. Pada saat Monsun Asia
dan Australia, perbedaan suhu menimbulkan gradien tekanan yang besar sehingga
angin akan bertiup dengan durasi yang lama dan mempunyai kecepatan yang tinggi
yang akan mempengaruhi tinggi gelombang.
Pada saat bulan
Desember-Januari-Februari (DJF)
dimana Monsun Asia aktif, daerah yang memiliki gelombang tinggi adalah di
sebelah utara equator. Hal ini berkaitan dengan kecepatan angin, durasi dan
panjangnya fetch yang terbentuk. Selama Monsun Asia Aktif, wilayah utara
equator akan memiliki kecepatan angin yang tinggi dan durasi yang lama serta
fetch yang panjang. Hal ini dikarenakan saat mencapai equator, angin akan
dibelokka akibat adanya rotasi bumi sehingga menyebabkan hambatan yang akan
mengurangi kecepatan angin tersebut. Begitu pula saat Monsun Australia aktif.
Bagian selatan equator akan memiliki tinggi gelombang dan kecepatan angn yang lebih
tinggi dibandingkan wilayah utara equator.Berbeda saat bulan peralihan dimana
arah angin tidak menentu sehingga fetch yang dihasilkan juga pendek dan
gelombang akan menjadi rendah.
Selain itu bentuk
Indonesia merupakan gugusan kepulauan juga akan mempengaruhi panjang fetch yang
terbentuk. Dimana akibat banyaknya pulau maka akan menghasilkan fetch yang
pendek. Negara Indonesia ini terletak di wilayah equatorial dimana wilayah ini
merupakan daerah geser angin yang bersifat melemahkan kecepatan angin dan akan
menghasikan fetch yang pendek. Berbeda dengan kondisi di laut terbuka seperti
Samudra Hindia, Laut Arafuru dan Samudra Pasifik dimana angin yang berhembus
tidak terhalang pulau sehingga panjang fetch yang dihasilkan akan lebih panjang
begitupula gelombang yang terbentuk akan lebih tinggi dibandingkan di perairan
antarpulau.
IV. KESIMPULAN
Variasi gelombang laut di Wilayah Indonesia sangat erat kaitannya
dengan pola angin musiman yang terjadi di Indonesia. Pada saat Monsun Asia (DJF) , rata-rata gelombang tinggi
berada di perairan sebelah utara equator seperti perairan Natuna, Laut Cina
Selatan, dan Maluku Utara. Sedangkan saat Monsun Australia (JJA) terjadi, wilayah selatan equator
akan memiliki rata-rata gelombang yang lebih tinggi dibandingkan wilayah utara
equator. Namun pada saat bulan peralihan (MAM
dan SON) rata-rata gelombang
akan relatif lebih kecil dibandingkan saat terjadinya monsun.
Rata-rata
gelombang di laut terbuka seperti Samudra Hindia, Laut Arafuru, Perairan
Selatan Jawa akan lebih tinggi dibandingkan wilayah antar pulau seperti Selat
Makasar, Selat Karimata, dll. Hal ini karena perbedaan panjang fetch dimana di
laut lepas akan memiliki fetch yang lebih panjang.
Materi diatas adalah sedikit mengenai rangkuman tentang Variasi
gelombang Indonesia. Dengan mengetahui karakteristik gelombang tiap
bulan, kita akan bisa memperkirakan besarnya gelombang pada bulan
tertentu untuk keperluan pelayaran, perikanan, wisata dan juga kegiatan
yang berhubungan dengan laut lainnya. Terima Kasih..
No comments:
Post a Comment